DEDI MULYADI Bertaubatlah Niscaya anda selamat !



Surat Terbuka DPW FPI Purwakarta  

DEDI MULYADI Bertaubatlah Niscaya anda selamat !

Jangan Anda menantang Allah Swt dan Menantang Umat Islam !
Karna, Insya Allah dan Demi Allah ! Umat Islam Purwakarta  tidak akan pernah mundur selangkah pun jika aqidahnya disesatkan dan dimusyrikan. Umat Islam Purwakarta  telah memilih “Lebih Baik Binasa dalam Perlawanan melawan kedzaliman daripada diam dalam kehinaan” Allahu Akbar !  Allahu Akbar !  Allahu Akbar !
Musibah adalah kata untuk suatu kejadian buruk yang menimpa manusia maupun apa saja yang ada di alam semesta. Musibah bagi manusia ada tiga macam, yaitu : Pertama, musibah sebagai ujian. Kedua, musibah sebagai peringatan. Ketiga, musibah sebagai adzab.
Manakala seorang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT terkena musibah, maka bisa dipastikan musibah tersebut sebagai ujian baginya. Dalam QS. 29. Al-'Ankabut : 2, Allah SWT menegaskan bahwa orang beriman pasti akan diuji. Arti firman-Nya dalam ayat tersebut : "Apakah manusia mengira akan dibiarkan mereka mengatakan kami beriman, kemudian mereka tidak diuji lagi ?!" Bahkan Rasulullah SAW mengingatkan bahwa semakin kuat iman seorang hamba semakin besar pula ujiannya, beliau menyatakan : "Sesungguhnya manusia yang paling berat ujiannya adalah Anbiya, lalu Auliya, lalu Ulama, kemudian yang sepertinya, lalu yang sepertinya." Ujian untuk orang beriman adalah bukti cinta Allah SWT kepadanya, dan jika ia lulus ujian, maka derajatnya akan ditinggikan di sisi Allah SWT.
Sekurang-kurangnya, orang beriman yang terkadang lalai dan perlu diingatkan, sehingga terkadang masih suka melakukan keburukan, maka musibah tersebut sebagai peringatan baginya, agar ia segera meningkatkan kebaikannya dan menghilangkan keburukannya. Ini pun sebagai bukti bahwa Allah SWT masih mencintainya, sehingga jika sang hamba segera memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka peringatan tersebut akan menjadi penebus dosa dan pembersih diri.
Adapun bagi manusia yang tidak ada kebaikan dalam dirinya, selalu ingkar dan durhaka kepada Allah SWT, melanggar semua kewajiban dan melakukan berbagai larangan, seperti orang-orang kafir dan munafiq, serta ahli maksiat yang fasiq, maka musibah yang menimpa mereka adalah adzab, sebagai bukti kemurkaan Allah SWT terhadap kedurhakaan mereka. Dalam QS. 29. Al-'Ankabut : 40, Allah SWT menegaskan tentang aneka siksa dunia bagi pendosa. Makna firman-Nya dalam ayat tersebut : "Maka setiap orang Kami siksa dengan sebab dosanya, maka daripada mereka ada yang Kami kirimkn kepadanya hujan batu, dan daripada mereka ada yang ditimpakan suara keras yang mengguntur, dan daripada mereka ada yang Kami benamkan ke dalam Bumi, dan daripada mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan tidaklah sekali-kali Allah menzhalimi mereka, akan tetapi mereka yang menzhalimi diri sendiri." Karenanya, musibah bagi golongan ini adalah siksa dan bencana.
Orang yang beriman meyakini bahwa antara maksiat dan bencana mempunyai hubungan sebab akibat. Dalam QS.Al-A'raf : 96 s/d 99, dengan jelas menginformasikan tentang Sunnatullah bahwa Iman dan Taqwa penduduk suatu negeri adalah pembuka keberkahan bagi negeri tersebut, sebaliknya kedurhakaan dan pembangkangan serta kemusyrikan terhadap Allah SWT adalah penyebab kemurkaan-Nya dan pengundang bencana serta malapetaka. Hanya orang yang tak beriman yang tidak percaya adanya hubungan kausal sebab akibat antara maksiat dan bencana.
Suatu ketika Nabi SAW pernah mengabarkan ke salah seorang isterinya, Sayyidah Zainab RA, tentang bencana yang akan menimpa umatnya, lalu sang isteri bertanya : "Apakah kita binasa, dengan di tengah kita banyak orang soleh ?". Rasulullah SAW menjawab : "Ya, jika kebejatan sudah merajalela !" Di lain kesempatan isteri beliau yang lain, Sayyidah 'Aisyah RA, menyampaikan sebuah kisah dari Nabi SAW tentang suatu negeri yang dihancurkan oleh Allah SWT, padahal di negeri tersebut ada tujuh puluh lima ribu orang soleh yang amalnya seperti amal para Nabi, karena maraknya kemunkaran dan kemaksiatan serta kemusyrikan di negeri tersebut.
Kejadian rusuh penghancuran patung Minggu kemarin di beberapa titik di Purwakarta  secara spontanitas yang dilakukan oleh umat islam yang berdatangan di pelosok-pelosok daerah Purwakarta  yang tergerak hatinya sesaat setelah bubarnya acara istighosah di Masjid Agung Purwakarta  adalah murni pembelaan aqidah dari kemusyrikan. Perlu anda ingat !, mungkin telah beberapa kali di ingatkan oleh MUI Jabar, MUI Purwakarta , DPRD Purwakarta , LSM, Ormas Islam dan Tokoh Agama serta elemen-elemen lainnya bahwa kebijakan anda itu salah dengan membuat patung yang ditempatkan di beberapa titik di Purwakarta  sangat menyakiti Umat Islam Purwakarta  yang berpegang teguh pada hukum Allah Yang Maha Agung bahwa Patung hukumnya HARAM, apalagi dipasang ditengah kota yang akan menjadi jati diri sebuah kota. 
Kepada Seluruh Umat Islam Purwakarta dan Masyarakat Purwakarta, apakah akan terkecoh dan terbodohi dengan alasan-alasan sesat Bupati Purwakarta membuat patung yang beralasan dan berdalih “Melestarikan Budaya Sunda, Keindahan Taman Kota dan lain sebagainya” ? Apakah anda akan mengenyampingkan hukum Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw yang mengharamkan Patung ? Ingatlah !!!. Hari ini kita berbuat, insya Allah anak cucu kita akan merasakan. Kita tidak akan pernah rela kemusyrikan diwariskan kepada anak cucu di kemudian hari. 

KEMBALIKAN PURWAKARTA SEBAGAI KOTA TASBEH DAN KOTA SANTRI !!!
JANGAN JADIKAN PURWAKARTA BERKARAKTER BERHALA !!!

Semoga Allah SWT memberi Dedi Mulyadi Taufiq dan Hidayah agar segera bertaubat dan memperbaiki semua kebijakannya. Semoga Dedi Mulyadi segera menyadari kebijakan yang mencederai hati umat islam Purwakarta  khususnya. 

Taubatlah niscaya anda selamat, jika tidak kehancuran siap melumat !
Islam adalah Agama Perdamaian tetapi bukan berarti pasrah terhadap kemusyrikan dan kedzaliman, Islam adalah agama kelembutan tapi bukan berarti diam terhadap keangkuhan penguasa dzalim.
Setiap kampanye perdamaian untuk memadamkan api perlawanan terhadap kemusyrikan dan kedzaliman adalah penghianatan, sebaliknya setiap kampanye perang terhadap kemusyrikan dan keangkuhan pengusa dzalim adalah perjuangan. 

[ DPW FPI PURWAKARTA ]
20 September 2011

Komentar